JAKARTA, KOMPAS.com
Banjir yang melanda kawasan Pluit, Jakarta Utara, membuat warga
terpaksa mengungsi karena pemukiman tempat mereka tinggal terendam air.
Sejumlah posko pengungsi didirikan untuk menampung warga, antara lain di
Halte Transjakarta Landmark Pluit Auto Plaza.
Sebanyak 30 warga
Muara Baru menjadikan halte tersebut sebagai tempat pengungsian sejak
banjir melanda kawasan tersebut pada Kamis (17/1/2013) pekan lalu.
"Sudah dari Kamis di sini, waktu itu rumah tenggelam hingga 3 meter.
Sekarang aja masih sepinggang," kata Juju, warga Muara Baru saat ditemui
di halte tersebut, Kamis (24/1/2013).
Menurut Juju, warga di
tempat pengungsian itu susah mendapatkan makanan karena tidak ada
bantuan yang didatangkan ke tempat tersebut. Warga pengungsi harus
mencari kebutuhan pokok mereka dan harus mempunyai KTP untuk mengambil
makanan.
Di tempat pengungsian itu, mereka tidur dengan beralaskan
kardus yang dilapisi kain dan selimut. Di pintu halte, ada warga yang
menjual kopi dan rokok, ada pula yang membawa hewan peliharaan seperti
ayam. Sampai saat ini warga masih mendiami shelter Transjakarta tersebut hingga air yang merendam rumahnya sudah surut.
Pendapat Saya :
- Hal ini bisa terjadi dikarenakan banyaknya warga yang membuang sampah secara sembarangan, terutama membuang sampah di sungai. Dan karena pengaruh cuaca buruk dan musim hujan yang mengakibatkan meluapnya air di sungai. Pohon pohon rindang yang sekarang sulit ditemukan, juga merupakan salah satu faktor terjadinya banjir.
Sekarang, warga warga diungsikan di pengungsian. Namun menurut warga setempat, tempat pengungsian itu susah untuk mendapatkan makanan karena tidak ada bantuan yang datang. - Cara mengatasi banjir dengan tepat, yaitu jangan lagi membuang sampah sembarangan. Dan rajin mengadakan reboisasi.
Sumber berita disini
0 komentar:
Posting Komentar